Berikut ini beberapa hal terkait teknologi yang mungkin saja menjangkiti sebagian kaum terpelajar :
1. Menganggap bahwa Ms Word adalah aplikasi wajib/resmi untuk mengetik dokumen yang ditetapkan mungkin oleh suatu badan internasional sedemikian rupa sehingga seluruh masyarakat dunia wajib memakainya.
Masih banyak kalangan terpelajar, bahkan berpendidikan tinggi hingga S3, yang menganggap bahwa jika mengetik dokumen maka wajib menggunakan Ms Word. Meskipun sebagian mereka menyadari bahwa ada software lain yang berfungsi sama, namun mereka BERASUMSI bahwa software² lain tsb hanyalah alat bantu untuk pengetikan dengan Ms Word. Maksudnya, meskipun suatu dokumen sudah diketik dengan software lain, mereka menganggap bahwa finalisasi dokumen tsb harus menggunakan Ms Word. Jika tidak pakai Ms Word untuk finalisasinya maka seolah itu adalah sebuah kesalahan. Bahkan mungkin dianggap menyalahi "KESEPAKATAN DUNIA" yang sebenarnya hanya ada dalam khayalan mereka. Sebagai informasi, software untuk pengetikan dokumen itu ada banyak, seperti : LaTeX, Libre Office Writer, WPS Office, google docs, Ms Word, dll.
2. Menganggap bahwa software pengetikan selain Ms Word memiliki kelemahan karena dokumen yang diketik dengan software lain akan berantakan jika dibuka dengan Ms Word.
Sayangnya paradigma ini cukup mengakar kuat di kalangan terpelajar, bahkan yang berpendidikan tinggi hingga S3. Memang betul dokumen yg diketik dengan software lain memungkinkan akan berubah layoutnya jika dibuka dengan Ms Word. Namun hal sebaliknya juga berlaku, yakni dokumen yang diketik dengan Ms Word juga memungkinkan akan berubah jika dibuka dengan Libre Office Writer, WPS Office, atau yg lainnya. Dengan logika yang sama, maka dapat dikatakan juga bahwa Ms Word MEMILIKI KELEMAHAN. Bahkan, dokumen yang diketik dengan Ms Word keluaran tahun X dapat berubah jika dibuka dengan Ms Word versi tahun Y. Artinya, sesama produk mikocok saja bisa terjadi perubahan. Bukankah itu berarti produk mikocok itu sungguh jelek, jika kita gunakan logika mereka?
3. Tidak dapat membedakan antara produk dan alat produksi.
Suatu dokumen penting, yang memperhatikan format layout dan akan dibaca oleh berbagai pihak, sudah selayaknya dibagikan dalam bentuk yang tidak mungkin berubah ketika dibuka oleh para pihak yg berkepentingan. Untuk keperluan itu, lazimnya orang sudah paham bahwa tipe file yang digunakan adalah pdf. Namun sayangnya MASIH SAJA ADA orang yang memahami bahwa jika ketentuan format layout adalah seperti : font arial, ukuran font 11pt maka itu berarti dokumennya WAJIB diketik dengan Ms Word. Jika orang tersebut adalah seorang siswa sekolah menengah pertama/atas maka bisa dimaklumi. Namun jika orang tsb berpendidikan tinggi, bahkan hingga jenjang S3 misalnya, maka ini sungguh memprihatinkan.
Tentunya orang yang cermat akan menyadari bahwa :
- Dokumen ketik yang bebas dari perubahan ketika dibuka oleh banyak pihak adalah dengan tipe pdf. Jadi dokumen dengan ketentuan layout tsb di atas (arial,11pt) disebut sebagai produk dan dipilih bertipe pdf karena alasan bebas perubahan.
- Dokumen dengan format layout tsb (arial, 11pt) dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai software/alat (LaTeX, Libre Office Writer, WPS Office, google docs, Ms Word, dll).
4. Masih bekerja dengan cara "primitif".
Saat pandemi melanda dunia beberapa tahun lalu, seluruh perkantoran merubah pola kerjanya menjadi Work From Home (WFH). Untuk menunjang itu, telah tersedia berbagai fasilitas cloud yang memungkinkan orang-orang bekerja dalam jarak jauh secara kolaborasi dan serentak tanpa harus menunggu pihak lain. Yang cukup populer untuk dunia perkantoran adalah fasilitas yang disediakan oleh google : google docs, google speeadsheet, dll. Bagi pengguna LaTeX juga ada website overleaf.com yang memungkinkan sekelompok orang bekerja secara cloud. Masih banyak berbagai fasilitas cloud lainnya yang sudah dibuat manusia. Oleh karena itu, trend dari perangkat laptop/netbook sepertinya memang menuju ke pemanfaatan fasilitas cloud sehingga hanya menyediakan perangkat penyimpanan yang berkecepatan tinggi namun dengan kapasitas secukupnya saja (SSD).
Mengapa bekerja secara cloud itu menguntungkan? Di antaranya adalah karena :
- Dapat dikerjakan secara kolaboratif dan serentak,
- Bebas platform (dapat diakses melalui berbagai sistem operasi : Linux, MacOS, Ms Windows),
- Tidak membebani perangkat lokal,
- Dapat diakses dari manapun dan umumnya bisa melalui perangkat apapun.
Oleh karena itu, meskipun sudah bukan era pandemi, jika suatu pekerjaan memungkinkan atau bahkan sangat perlu untuk dikerjakan secara cloud namun malah dikerjakan secara lokal, nampaknya ini karena pemikirannya (maaf) masih "primitif".
5. Tidak mau beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Di antara penyebab keprimitifan seseorang dalam bekerja dengan teknologi adalah karena tidak mau beradaptasi dengan hal baru. Akibatnya, wawasannya akan terkungkung pada wilayah yang sempit, yang dia ketahui sejak jaman pertama kali bersentuhan dengan teknologi. Sebagai contoh, mungkin dulu ketika pertama kali diperkenalkan dengan komputer, yg ia ketahui adalah : komputer harus dijalankan dengan Ms Windows dan jika mengetik harus dengan Ms Word, dll. Ada yang mungkin sampai saat ini masih belum tahu bahwa sistem operasi itu ada banyak, seperti Linux (dengan berbagai distro nya), MacOS, Ms Windows, dll. Untuk software pengetikan juga mungkin masih banyak yg belum tahu kalau ada banyak, tidak hanya Ms Word saja.
Ada pula yang meskipun sudah tahu ada berbagai varian di atas, namun dirinya enggan untuk mengenal berbagai varian tsb. Bahkan, lebih puas dengan membajak lisensi ketimbang harus mencoba hal baru yang lisensinya gratis. Mental semacam ini memang sungguh menyedihkan, namun sayangnya memang banyak kita temukan.
Comments
Post a Comment