Belajar Dari Sejarah Eter

 

Dulu kala, sekitar tahun 1860an, fisikawan tergalau-galau dengan tidak akurnya antara persamaan Maxwell dengan prinsip relativitasnya Galileo. Sementara, sejak tahun 1680 fisikawan sudah nyaman dengan akurnya hukum Newton dengan prinsip relativitasnya Galileo. Jadi, kegalauan itu muncul karena para fisikawan memang memiliki keyakinan/prinsip bahwa hukum² fisika harus akur dengan prinsip relativitasnya Galileo. 

Pilihan untuk mengatasi kegalauan itu ada 3 :
  1. Persamaan Maxwell disalahkan
  2. Hukum Newton disalahkan
  3. Pers. Maxwell dikecualikan dari keharusan untuk akur dengan prinsip relativitasnya Galileo
Untuk pilihan no 1 & 2, para fisikawan belum mempunyai alasan untuk menggunakannya karena mungkin saat itu belum ada FAKTA PENGAMATAN/EKSPERIMEN yang tidak sesuai dengan kedua teori tsb. Oleh karena itu, pilihan no 3 lah yang dijadikan sebagai jalan keluar.

Menurut PERHITUNGAN/TEORI, jika pilihan 3 yang diambil, harus ADA kerangka acuan inersial yang istimewa tempat Pers. Maxwell berlaku. Di kerangka acuan tersebut, JIKA ADA, cahaya akan melaju dengan kelajuan sekitar 300 juta km per detik. Di kerangka acuan inersial yang berbeda, nilai kelajuan cahaya seharusnya berbeda. Itulah KLAIM dari PERHITUNGAN/TEORI

Lantas apa yang dilakukan para fisikawan? Langsung terima klaim itu kah? Ya ngga lah. Fisikawan perlu melakukan pembuktian melalui eksperimen agar dapat menerima/menolak klaim tersebut. Tahun 1887, Michelson dan Morley melaksanakan serangkaian percobaan sejak bulan april hingga juli untuk membuktikan keberadaan kerangka acuan inersial istimewa yang diklaim tersebut. Hasilnya? NIHIL ! Artinya apa? Klaim yang menyatakan KEBERADAAN kerangka acuan inersial istimewa jelas TIDAK BISA DITERIMA.

Lanjut cerita. Akhirnya sebagai jalan keluar, tahun 1905 diusulkan teori baru untuk menggantikan (lebih tepatnya mengcover) teori mekanika Newton, oleh Albert Einstein yang kini dikenal sebagai Teori Relativitas Khusus (TRK). TRK ini juga sekaligus memodifikasi "bagian dalam" dari prinsip relativitasnya Galileo sehingga prinsip ini kita ganti namanya dengan prinsip Relativitas Einstein. Dengan begitu, sekarang baik persamaan Maxwell maupun TRK akur dengan prinsip relativitas Einstein. TRK sendiri sampai sekarang dan seterusnya juga akan mengalami penghakiman dari eksperimen²/pengamatan² untuk membuktikan kesalahannya.

Bagaimana dengan klaim KEBERADAAN kerangka acuan inersial istimewa yang pada tahun 1887 sudah terbukti tidak terkonfirmasi melalui percobaan Michelson-Morley? Para fisikawan ternyata terus melakukan serangkaian eksperimen dengan memperbaiki metodenya sehingga dapat meminimalisir ralat percobaannya dan meningkatkan ketelitiannya. Dimulai dari tahun 1902-1905, 1920, hingga 2009 telah dilakukan percobaan-percobaan tersebut dan hasilnya masih konsisten menyatakan NIHIL nya KEBERADAAN kerangka acuan inersial istimewa.

Itulah yang dilakukan oleh para fisikawan dalam mendudukkan teori dan eksperimen/pengamatan. Hal ini sejalan dengan perkataan Richard Feynman : "Science is a culture of doubt". Jadi saya sungguh heran kalau dalam penetapan suatu peristiwa nyata, orang mencukupkan diri dengan teori/perhitungan dan tidak mau memvalidasinya dengan eksperimen/pengamatan.

Comments