SENANG BELAJAR VS SENANG SAAT BELAJAR

 


    Saya setuju dengan gambar di atas. Antara "senang belajar" dengan "senang saat belajar" itu berbeda. Mahasiswa ketika berhasil dibuat menjadi "senang belajar" akan meningkat kualitasnya. Dia akan militan dalam belajar, tanpa perlu dipaksa lagi oleh dosennya. Sementara kalau mahasiswa dibuat "senang saat belajar", belum tentu ia akan menjadi "senang belajar". "Senang saat belajar" cenderung hanya menekankan pada terciptanya suasana menyenangkan, pikiran rileks, dan riang gembira. Bahkan bisa jadi sampai tercipta suasana riuh gegap gempita di dalam kelas karena mahasiswa diajak menjalankan suatu permainan.

    Untuk membuat mahasiswa senang belajar, saya sendiri meyakini bahwa itu tidak bisa dicapai dengan membuat "senang saat belajar". Lalu harusnya bagaimana? Diantara yang menjadi faktor keberhasilan untuk membuat mahasiswa menjadi senang belajar menurut saya adalah :

  1. Dosen sukses menjelaskan seluk beluk ilmu yang mau dipelajari. Diantara seluk beluknya adalah : pemahaman sampai ke dasarnya, kaitan antara satu topik dengan topik lain dalam ilmu tsb, dan termasuk kaitannya dengan ilmu lain baik terapan maun non terapan
  2. Dosen bisa menjadi teladan dalam belajar bagi mahasiswa
  3. Dosen bisa menjadi teladan sebagai peneliti bagi mahasiswa

    Apakah jika seorang mahasiswa berhasil mendapatkan nilai bagus di suatu matakuliah berarti bahwa mahasiswa tersebut sudah menjadi senang belajar , minimalnya dalam matakuliah tersebut? Menurut saya tidak. Bahkan bagi saya, bisa jadi ada mahasiswa lain yang sudah sampai pada level senang belajar tapi nilai dia masih kalah dengan yang mendapat nilai bagus tadi. Kenapa bisa begitu? Karena kalau seorang mahasiswa sudah senang belajar, maka ia akan menelusuri dan mempelajari sampai ke bagian² yang di luar cakupan matakuliah tersebut. Dengan begitu, bisa jadi ia sedikit mengabaikan bagian² tertentu yang ada dalam matakuliah tersebut sehingga ketika ujian dia tidak bisa menjawab secara maksimal. Namun secara keseluruhan, pemahaman dia tentang ilmu dalam matakuliah tersebut bisa jadi akan lebih baik dari yang mendapat nilai lebih bagus darinya.
 
    Dulu kala saat tahun pertama di fakultas teknik saya mengagumi buku fisika dasar (topik listrik magnet) buatan seorang dosen ITB. Saya terobsesi untuk belajar fisika hingga tahun berikutnya saya diterima kuliah di jurusan fisika. Di semester 1, matakuliah fisika dasar langsung diampu oleh mendiang Prof Muslim. Beliau tanpa ampun langsung menghajar papan tulis dengan batikan² tangan beliau. Beliau juga menulis buku fisika dasar, dll yang tingkat kerumitannya melebihi dari yg saya baca dulu ketika di teknik. Hancur lebur nilai saya saat itu, tapi justru kesukaan saya dengan ilmu fisika malah tambah naik 😂
 
    Sekitar tahun ke 2-3 saya diajak teman untuk belajar ilmu matematics for physicist dengan seorang dosen yang kelak menjadi pembimbing hingga jenjang berikutnya. Bisa digambarkan, kalau masuk ke bidang ini, akan semakin tenggelam lah kita di dalam dasar dari ilmu fisika yang "jarak"nya semakin jauh dengan dunia terapan. Meskipun berat untuk menyelam ke "area" ini, tapi sungguh sangat nikmat sekali. Ketika berhasil memahami dari satu teorema ke teorema berikutnya, lengkap dengan memahami pembuktiannya, rasanya seperti saat terbangun dari tidur dan mata langsung melihat indahnya pemandangan alam yang luar biasa. Bagi saya, baik mendiang Prof Muslim maupun pembimbing saya ini adalah contoh dosen yang berhasil membuat saya senang belajar. Susah rasanya bagi saya sebagai seorang pengajar untuk mencapai derajat seperti itu.

Comments