Bayangkan kawan, bagaimana perasaan para fisikawan ketika Einstein pertama kali (September 1905) mengusulkan bahwa kelajuan cahaya adalah SAMA di setiap kerangka acuan inersial. Apalagi usulan itu ia tuliskan dalam artikel yang tidak ada daftar pustakanya sama sekali. Betapa kaget, bingung, skeptis, bahkan mungkin ada yang melecehkan. Kenapa? karena sudah RATUSAN TAHUN teori mekanika Newton berdiri tegak dan kokoh (sebagaian fisikawan mungkin ada yang menganggap bahwa teori ini sudah mapan dan dianggap tak terbantahkan) menyatakan bahwa nilai kelajuan cahaya itu bergantung pada kerangka acuan inersial.
Tapi kenyataan bagaimanapun juga harus diakui, bahwa mekanika Newton yang disokong oleh transformasi Galileo mengalami konflik dengan persamaan Maxwell. Sebagai salah satu upaya yang terbilang spektakuler untuk mendamaikan konflik antara mekanika Newton dan persamaan Maxwell dilakukan oleh Michelson dan Morley melalui serangkaian percobaan yang dilakukan dalam tahun 1887 dengan hipotesa bahwa ether itu ada. Namun Michelson-Morley pada akhirnya harus menerima kenyataan bahwa percobaannya menunjukkan bahwa ether tidak ada. Siapa sangka bahwa jalan keluar dari konflik antara mekanika Newton dan Persamaan Maxwell adalah usulan Einstein tersebut yang kini dikenal sebagai teori relativitas khusus. Teori relativitas khusus bukanlah menggantikan mekanika Newton dan transformasi Galileo melainkan mencakupi keduanya. Perhatikan di sini, apa yang dilakukan oleh Einstein adalah mengusulkan suatu postulat baru yang tentunya bertentangan dengan konsekuensi logis dari postulat yang dimiliki oleh mekanika Newton.
Ulah Einstein dalam mengguncang dunia fisika tidak hanya sampai di situ. Pada tahun 1916, ia mengeluarkan teori relativitas umum yang bisa saya bayangkan betapa terkejoetnya para fisikawan saat itu saat mengetahuinya. Bagaimana tidak, teori relativitas umum menyatakan bahwa gravitasi bukanlah gaya, melainkan merupakan manifestasi kelengkungan ruang. Kelengkungan ruang dipengaruhi oleh massa, dan sebaliknya, pergerakan massa dipengaruhi oleh kelengkungan ruang. Mumet ga tuh! Teori relativitas umum ini mungkin bagi sebagian orang terlihat menghabisi teori gravitasi Newton bagaikan Khabib yang menghabisi gregor. Tapi perlu diketahui, sama seperti halnya teori relativitas khusus mencakupi mekanika Newton dan transformasi Galileo, teori relativitas umum ini mencakupi teori gravitasi Newton. Jika kita hanya mencukupkan diri pada teori gravitasi Newton, mungkin kita tidak akan dapat menjelaskan fenomena pergeseran merah, dll. Bahkan mungkin para fisikawan tidak akan punya pemikiran untuk mendeteksi keberadaan gelombang gravitasi.
Ide radikal seperti yang diusulkan oleh Einstein, dan para fisikawan lain perlu dilakukan oleh fisikawan dalam rangka untuk terus menjalankan misinya menjelaskan gejala-gejala keteraturan di alam secara logis. Fisikawan tidak alergi dengan adanya perombakan postulat untuk teori yang saat ini sudah mapan, jika pada kenyataannya terdapat suatu fakta yang tidak bisa dijelaskan dengan teori tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa karakter fisikawan seharusnya adalah TIDAK SOMBONG, dalam artian tidak memiliki perasaan yakin bahwa teorinya tidak akan pernah salah. Bahkan Einstein sendiri dikabarkan pernah mengatakan bahwa
"SERIBU eksperimen cocok dengan teori saya, tidak akan pernah bisa menjadikan teori saya SUDAH BENAR. Tetapi SATU eksperimen saja tidak cocok dengan teori saya, maka teori saya SALAH."
Sobat, jangan pernah menganggap bahwa teori fisika yang kita pelajari saat ini sudah tuntas, tidak akan pernah salah. Jika ada yang berpikir demikian, ketahuilah orang tersebut tertipu, dan perlu belajar lebih giat lagi, meskipun dirinya sudah sampai bergelar doktor ataupun profesor sekalipun. Oleh karena itu kawan, jangan alergi dengan teori baru. Telusuri apa postulatnya, lihat konsekuensi logisnya, lalu kemudian cocokkan dengan fakta. Jangan-jangan, jika seandainya belum lengkap pun, setidaknya itu bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk mendapatkan teori yang lebih baik dari yang ada saat ini, dan bisa menjelaskan hal-hal yang belum bisa kita jelaskan. Jika seandaipun bahwa postulat dalam teori itu dibangun tidak berdasarkan penelitian yang mengikuti standar prosedur ilmiah pun, atau bahkan dikatakan berdasarkan mimpi pun, saya katakan jangan langsung antipati dengannya. Kita tidak tahu akan darimana datangnya inspirasi untuk mencari jalan keluar dari berbagai masalah yang dihadapi di dunia fisika ini.
Comments
Post a Comment